Tips Menentukan Pilihan Universitas di Luar Negeri
Memilih kampus terbaik untuk melanjutkan studi di luar negeri memang harus mempertimbangkan banyak hal. Ini tentu saja menyangkut masa depan sehingga perlu dipirkan matang-matang dan dengan dasar pertimbangan yang jelas.
Yang pertama harus dipikirkan adalah apakah kemampuan dan modal dasar kita kira-kira sudah memenuhi persyaratan minimal untuk mendaftar di universitas dan jurusan yang kita tuju. Mulai dari IPK di jenjang pendidikan sebelumnya sampai nilai sertifikat kemampuan berbahasa asing. Persyaratan ini dapat dilihat di masing-masing website universitas.
Sebagai contoh, kita ingin masuk di University of Oxford yang mensyaratkan predikat setara dengan first class (IPK >3,50) di jenjang pendidikan sebelumnya serta nilai IELTS all straight 7. Namun ternyata IPK sarjana yang kita miliki adalah 3,40 dan sertifikat bahasa Inggris overall 6.5. Dengan kata lain, kita tidak memenuhi syarat minimal yang ditetapkan sehingga kita harus mempertimbangkan ulang jika ingin mendaftar di University of Oxford serta mencari alternatif lainnya yang lebih affordable.
Sebenarnya tidak ada defenisi pasti atau parameter mutlak untuk menentukan kampus terbaik itu seperti apa atau harus bagaimana. Tiap orang punya preferensi serta pertimbangan sendiri dalam menentukan mana kampus terbaik untuk dirinya. Tetapi yang harus menjadi pertimbangan utama adalah bagaimana memilih kampus yang kira-kira bisa membuat diri kita berkembang dan memaksimalkan potensi terbaik diri serta memenuhi visi dan tujuan jangka panjang kita.
Tentu saja ranking universitas dapat dijadikan salah satu pertimbangan, baik ranking universitas secara keseluruhan maupun ranking universitas untuk bidang ilmu tertentu. Semakin tinggi rankingnya, tentu saja kualitasnya semakin terjamin. Untuk mengevaluasi ranking kita dapat mengacu pada QS World University Ranking, Times Higher Education, atau Academic Ranking of World University.
Tetapi harus diingat baik-baik jika ranking universitas juga sebaiknya tidak dijadikan acuan mutlak. Ada lebih banyak pertimbangan yang sifatnya justru lebih fundamental dibanding hanya sekedar melihat peringkat.
Tetapi harus diingat baik-baik jika ranking universitas juga sebaiknya tidak dijadikan acuan mutlak. Ada lebih banyak pertimbangan yang sifatnya justru lebih fundamental dibanding hanya sekedar melihat peringkat.
Yang perlu dicermati adalah modul-modul atau mata kuliah yang ditawarkan di kampus yang kita tuju. Di luar negeri jurusan untuk sebuah rumpun ilmu bisa sangat beragam. Bahkan jurusan yang sama di dua universitas yang berbeda dapat menawarkan mata kuliah yang bisa sangat berbeda satu sama lain. Sehingga kita harus bijak memilih jurusan yang sesuai dengan latar belakang pendidikan, minat, passion, dan aspirasi jangka panjang kita. Pertanyaan penting yang perlu dijawab di sini adalah jurusan di universitas mana yang bisa membuat kita lebih berkembang nantinya. Menjawab pertanyaan ini lebih esensial dibanding sekedar melihat ranking universitas.
Selain itu, pilihan universitas juga dapat disesuaikan dengan minat riset kita. Sehingga kita dapat memilih kampus yang memiliki supervisor riset yang menggeluti bidang yang kita minati atau yang memiliki research impact yang tinggi. Fasilitas dan metode pembelajaran juga perlu dipertimbangkan.
Pertimbangan lain seperti suasana atau keadaan kota dan negara atau kenyamanan kampus juga tentu saja perlu mendapat perhatian. Hanya saja mungkin bukan menjadi bahan pertimbangan utama.
Setiap orang punya latar belakang dan aspirasi yang berbeda. Sehingga pendekatan untuk menentukan pilihan universitas terbaik juga sangat mungkin bervariasi. Oleh karena itu kembali lagi bahwa tidak ada patokan mutlak untuk mendefenisikan universitas terbaik. Mungkin yang lebih tepat adalah universitas yang pas, cocok, atau paling sesuai untuk kita.
Sebagai contoh, Pak Made Andi Arsana yang merupakan dosen Geodesi UGM yang banyak membagikan inspirasi dan menulis tentang pengalaman dan tips untuk kuliah di luar negeri (terutama Australia), pernah menulis di blog pribadinya mengenai pertimbangannya memilih kampus untuk S3. Beliau menyelesaikan studi S2-nya di University of New South Wales di Sidney. Dosen beliau menyarankan untuk tetap mengambil S3 di UNSW nantinya tetapi pada akhirnya memilih University of Wologgong (UoW) untuk studi doktornya. Universitas yang lebih kecil dan secara peringkat lebih rendah serta tidak lebih populer jika dibandingkan dengan UNSW. Tetapi Pak Andi dengan pasti dan yakin memilih UoW karena meyakini bahwa UoW justru akan membuatnya lebih berkembang di bidang ilmu yang ingin digelutinya ketimbang UNSW. Saya juga menyarankan Anda mengutak-atik website beliau untuk mendapat banyak informasi dan inspirasi seputar beasiswa dan kuliah ke luar negeri (terutama Australia) . www.madeandi.com
Seorang teman pernah bercerita bahwa ia memilih melanjutkan studi master di University of California San Fransisco (UCSF) dalam bidang clinical research. Dia ingin belajar mengembangkan teknologi yang bisa diaplikasikan di dunia medis. Dengan dasar pertimbangan tersebut, dia memilih UCSF karena di San Fransisco terdapat Silicon Valley. Tempat perusahaan-perusahaan start up terkenal dunia seperti Google, Yahoo, Apple, HP, Intel,eBay dan banyak lainnya berkumpul.
Walaupun saya diterima di delapan universitas di UK, saya pada akhirnya memilih UCL. Walaupun secara ranking memang termasuk universitas top dunia, tetapi saya memilih UCL karena menitikberatkan pada modul-modul yang ditawarkan selain karena menyesuaikan dengan daftar universitas tujuan LPDP. UCL menawarkan mata kuliah yang sangat cocok dengan latar belakang saya sebagai dokter yang ingin berkecimpung di dunia akademik dan klinik. UCL menawarkan modul yang komprehesif serta menyediakan mata kuliah yang dikhususkan bagi klinisi yang dibawakan di salah satu pusat jantung terbaik di benua biru.
Bisa menjadi bagian dari Harvard, Stanford, MIT, Oxford, atau Cambridge mungkin adalah sebuah kebanggan dan impian setiap orang. Hanya saja, berkuliah dan memilih universitas luar negeri tidak melulu soal nama besar dan ranking universitas. Akan tetapi jika kebetulan universitas terkemuka tersebut sesuai dengan pertimbangan dan tujuan jangka panjang kita, maka tentu saja akan jauh lebih baik.
ABOUT THE AUTHOR
A passionate medical doctor aiming to become forefront in medical practice, research and education.This blog is inteded to be a platform to share the beautiful and unforgetable journey in pursuing higher education abroad.
Hi Kak, mau tanya saya sendiri sangat berminat untuk mengambil studi di UCL namun IPK saya kurang sedikit dari syarat yang ditentukan. Apakah masih ada chance untuk masuk kesana? terlebih modul yang ditawarkan oleh UCL menarik minat say thanks
ReplyDeleteHalo. Sejauh yg sya ketahui, tiap universitas sudah punya entry requirements yang harus dipenuhi. Termasuk untuk IPK, biasanya mereka cukup strict masalah keriteria minimalnya. Mungkin coba dieksplor lagi kampus lain atau mungkin di negara lain yang entry requirements dapat terpenuhi
Delete