Fistra Janrio`s Self Discovery

where I keep and share my stories and insights on the journey of pursuing higher education abroad

  • Home
Home Archive for October 2019
Ingin kuliah ke luar negeri, harus memulai dari mana? Ini adalah pertanyaan umum yang muncul di kepala orang-orang yang menyimpan mimpi untuk studi di luar negeri, termasuk saya dulu. Tentunya ada beberapa jalan yang bisa ditempuh. Untuk orang yang secara finansial mampu, tentu saja jalannya akan jauh lebih mudah. Tidak perlu sikut-sikutan dengan ribuan sobat misqueen dalam perburuan beasiswa. Tetapi untuk orang yang mimpi besarnya tidak diimbangi oleh kemampuan finansial yang baik, maka beasiswa adalah pilihan yang paling masuk akal. Karena mungkin memang tidak ada jalan lain selain mencari sponsor beasiswa. Tentu saja yang akan saya bahas di tulisan ini adalah alternatif kedua, yaitu melalui jalur beasiswa.

Pertama-tama, harus diakui bahwa jalan yang harus ditempuh untuk mendapat beasiswa penuh untuk studi di luar negeri memang cukup terjal. Oleh karena itu, dari awal memang dibutuhkan semangat, dedikasi, passion, dan juga keberuntungan. Proses seleksi yang cukup panjang dan melelahkan di mana kita diharuskan bersaing dengan ribuan peserta lainnya memang tidak bisa dihindari. Tetapi saya selalu percaya selama niat kita baik dan diimbangi dengan usaha dan kerja keras (serta doa), pasti ada saja jalan yang bisa ditempuh.

Berdasarkan pengalaman saya, untuk studi ke luar negeri dengan beasiswa, kurang lebih beginilah step by step yang dulunya saya lalui.
1. Niat dan motivasi yang benar
Sebelum lebih jauh menelaah proses-proses yang harus dilalui, motivasi adalah hal penting yang harus direnungkan lebih dulu. Mengapa ini penting? Karena banyak orang di luar sana yang hanya ingin jalan-jalan ke luar negeri, hanya ingin ikut-ikutan tren, atau karena adanya perasaan envy dalam hati melihat orang-orang yang membagikan foto-fotonya di luar negeri lewat media sosial. Berhentilah sejenak dan mulai renungkan, jika hal-hal yang saya sebutkan itu adalah hal yang memotivasi Anda, saya yakin jika Anda terus maju maka Anda akan menyusahkan diri sendiri nantinya. Tetapi jika motivasi Anda adalah meningkatkan kualitas diri, membuka wawasan, apa yang ingin Anda dalami tidak ada di Indonesia, dan berbuat sesuatu untuk masyarakat atau bangsa, just go on!

Ini penting karena banyak orang pada tahap awal tidak menyadari bahwa tuntutan akademik dalam menjalani studi di luar negeri itu tidak mudah dan semua penyedia beasiswa pasti akan mencari orang-orang yang punya potensi untuk mengembalikan uang ratusan juta atau bahkan milyaran setelah selesai studi dalam bentuk konstribusi untuk negara asalnya. Tidak ada sponsor beasiswa yang akan memberikan uang negara kepada orang yang hanya ingin memuaskan hasrat jalan-jalan di luar negeri. Selain itu, kebanyakan mahasiswa yang studi di luar negeri pasti hanya akan membagikan kesenangannya lewat media sosial, sedangkan beratnya perjuangan studi, stres berkutat dengan essay atau riset, tidak memahami proses perkuliahan karena sulitnya memahami bahasa Inggris dengan asksen tertentu, sampai masalah dengan  supervisor riset akan disimpan untuk diri sendiri.

2. Inisiatif Mencari Informasi
Saya kadang tidak habis pikir ketika ada orang yang bertanya baik di grup media sosial atau bertanya secara pribadi “Bagaimana caranya dapat LoA dari Univ XX?”, “Mohon infonya di Univ mana terdapat jurusan Y?”, Beasiswa apa yang lagi buka sekarang?”, “Apakah di negara B ada jurusan ini?”, “Boleh tau gak, persyaratan beasiswa AA apa semua?” bahkan ada yang bertanya “Di mana saya bisa lihat website universitas ini?”. Ini sebenarnya pertanyaan yang tidak perlu ditanyakan. Di jaman sekarang hampir tidak ada generasi milenial yang tidak punya smartphone atau tidak tau menggunakan search engine Google. Semua informasi mengenai persyaratan dokumen atau proses dan tahapan seleksi semuanya sudah disajikan secara sangat jelas dan gamblang di website universitas atau sponsor beasiswa. Hanya butuh waktu dan ketekunan untuk membaca dan memahami. Jika mungkin informasi yang disajikan dalam bahasa asing dan masih sulit untuk dimengerti, ada banyak website yang menyajikan dalam versi yang sudah diterjemahkan. Ada banyak blog bertebaran di internet mengenai pengalaman pribadi orang-orang yang sudah berhasil maupun gagal dalam prosesnya yang hanya perlu dibaca dan dipahami. Jika setelah mempelajari informasi-informasi di web atau blog dan masih meninggalkan kebingungan yang belum terjawab di kepala, maka di saat itulah perlu bertanya kepada mereka yang dianggap lebih tau dan berpengalaman.

3. Tentukan Jurusan serta Universitas Tujuan
Jika sudah memilki motivasi yang benar serta inisiatif yang kuat, maka langkah selanjutnya adalah menentukan bidang apa yang ingin Anda pelajari yang sesuai dengan passiion dan background keilmuan yang Anda miliki. Cari di negara atau universitas mana saja yang menyediakan jurusan yang Anda tuju. Di luar negeri jurusan-jurusan sangat beragam dan spesifik sehingga Anda bisa memilih dan menimbang jurusan mana yang paling sesuai dengan minat dan rencana karir Anda ke depannya. Jika ada dua atau lebih universitas yang sama-sama menawarkan jurusan yang sama, telaah lebih jauh lagi. Pertimbangkan untung ruginya dari sebanyak mungkin aspek. Mulai dari ranking jurusan dan universitas, keadaan di kota dan negara tujuan, mata kuliah yang diseadiakan, ketersedian supervisor riset, sampai kemungkinan beasiswa yang tersedia.

Dokumen yang dibutuhkan atau cara yang ditempuh agar diterima di universitas tujuan Anda dapat Anda baca pada tulisan saya sebelumnya. Bagaimana Cara Agar Diterima Universitas Luar Negeri

4. Mencari Kemungkinan Beasiswa
Ini adalah langkah penting. Berdasarkan pengalaman pribadi saya, diterima di kampus tujuan relatif lebih mudah dibandingkan diterima oleh badan penyedia beasiswa. Oleh karena itu, butuh persiapan yang matang dan terukur. Di Indonesia ada beasiswa LPDP yang membiayai studi master maupun doktoral ke dalam dan luar negeri ke berbagai negara di dunia. Hanya saja perlu diingat bahwa tidak semua universitas ada dalam list perguruan tinggi tujuan LPDP. Oleh karena itu tugas kita adalah memastikan bahwa kampus yang kita tuju ada dalam list LPDP. Jika tidak, maka mau tidak mau kita harus mencari alternatif lainnya.

Tetapi beasiswa ke luar negeri bukan Cuma LPDP saja. Ada banyak sekali kesempatan tersedia di luar sana. Ke Amerika ada Fulbright. Mau ke Australia atau Selandia Baru ada Australia Awards Scholarship (AAS) atau New Zealand Awards Scholarship (NZAS). Mau ke UK ada Chevening. Mau ke Jerman ada DAAD. Ke Belanda ada Stuned atau Orange Knowledge Programme (OKP). Kalau Anda ingin belajar di lebih dari satu negara Eropa sekaligus, ada beasiswa Erasmus+ dari Uni Eropa. Jika Anda mungkin maunya ke Korea Selatan, ada (Korean Government Scholarship Programme) KGSP. Ke Jepang ada MEXT. Di negara seperti Turki, Rusia, Hungaria, Swis atau Swedia kesempatan juga tersedia. Ada lagi beasiswa seperti Islamic Development Bank (IsDB) atau Asian Development Bank (ADB) dan masih banyak lagi. Beberapa Universitas di berbagai negara pun menyediakan beasiswa internal baik beasiswa penuh maupun parsial yang bisa dieksplor. Di sinilah poin kedua yang saya sebutkan sebelumnya yaitu inisiatif mencari informasi menjadi penting. Jika Anda rajin mencari informasi, maka banyak kesempatan yang bisa Anda dapatkan. Bayangkan jika inisiatif itu tidak ada, maka akan ada banyak sekali kesempatan yang terlewat begitu saja.
 
Beberapa Beasiswa Luar Negeri

Pengalaman saya dengan beasiswa Fulbright dan AAS mungkin dapat Anda baca di sini
My Fulbright Story 
My AAS Story

5. Persiapkan Dokumen dan Persyaratannya
Jika sudah ada gambaran mau studi di bidang apa dan di negara mana serta melalui skema beasiswa apa, maka langkah selanjutnya adalah persiapkan semua persyaratan dan dokumen yang diperlukan. Walaupun sebagian besar universitas atau sponsor beasiswa memiliki persyaratan yang identik, tapi seringkali juga terdapat beberapa perbedaan tertentu dalam persyaratan maupun dokumen pendaftarannya yang perlu diperhatikan. Perbedaan tersebut dapat berupa pengalaman kerja, sertifikat bahasa, dan lain sebagainya. 

Satu yang perlu diingat adalah persiapan untuk studi ke luar negeri melalui skema beasiswa tidak bisa hanya dengan persiapan ala kadarnya atau dengan sistem kebut semalam. Harus dipersiapkan dari jauh-jauh hari. Jika Anda berencana untuk kuliah tahun depan, maka setidak-tidaknya persiapannya sudah harus dimulai dari tahun ini, bahkan seringkali sebelumnya. Selain dokumen yang harus dipersiapkan baik-baik, rangkaian seleksi sampai persiapan keberangkatan juga memakan waktu yang tidak sebentar. Beberapa beasiswa masih akan mengadakan pelatihan bagi para awardee-nya sebelum berangkat ke negara tujuan. 

Kuliah di luar negeri dengan skema beasiswa memang tidak akan mudah. Kembali lagi dibutuhkan passion, semangat juang, dan doa serta keberuntungan. Akan ada masa di mana kita mulai bertanya-tanya apakah kita mampu melewati setiap prosesnya. Ada keraguan saat melihat bahwa ternyata ada banyak orang yang lebih hebat daripada kita. Oleh karenanya, penting juga untuk mempunyai orang-orang dengan semangat positif terutama mereka yang sudah lebih dulu melewati proses yang sementara kita perjuangkan. Karena terkadang orang-orang seperti itulah yang  memiliki keyakinan serta mampu melihat potensi di dalam diri kita saat di dalam diri sendiri mulai timbul keraguan.
Subscribe to: Posts ( Atom )

ABOUT AUTHOR

Flag Counter

LATEST POSTS

  • Begini Cara Agar Diterima Oleh Universitas Luar Negeri
    University of Cambridge - Salah satu universitas terbaik di dunia Sudah lama saya ingin berkuliah di luar negeri. Buat saya pendidikan...
  • My LPDP Story - Pengalaman Mengikuti Seleksi Administrasi LPDP
    Dua cerita kegagalan dengan AAS dan Fulbright akhirnya membawa saya kepada LPDP. LPDP sebenarnya adalah beasiswa prioritas utama saya sejak...
  • Kuliah ke Luar Negeri Pakai TOEFL atau IELTS?
    Tes bahasa adalah syarat mutlak jika seseorang ingin melanjutkan sekolah atau bekerja di luar negeri. Tes ini sendiri bertujuan untuk menja...
  • My LoA Story - Akhirnya Saya Mendapatkan LoA
    Setelah semua persyaratan berhasil saya selesaikan, akhirnya saya mulai mendaftarkan diri saya ke berbagai universitas. Saya menyelesaikan ...
  • My LPDP Story - Pengalaman Menghadapi dan Tips SBK LPDP 2019
    Setelah berhasil melalui tahap administrasi, tembok kedua yang harus dihadapi dalam proses seleksi beasiswa LPDP adalah Seleksi Berbasis Ko...
  • My AAS Story : Menghabiskan Jatah Gagal
    Australia Awards Scholarship (AAS) adalah salah satu beasiswa luar negeri yang paling populer. Menurut saya ada banyak hal yang membuat...
  • My LPDP Story - Pengalaman Wawancara 2 LPDP 2019 di Makassar
    Tahap akhir dari seleksi LPDP adalah wawancara. Tahap wawancara adalah tahap paling krusial dari rangkaian seleksi beasiswa. Pada skema bea...
  • My Fulbright Story - Kegagalan Pertama Berburu Beasiswa
    Mengejar beasiswa penuh untuk studi lanjut memang bukan hal yang mudah. Dibutuhkan ketekunan, dedikasi, mental kuat yang siap menerima kega...
  • My LPDP Story - Pengalaman Wawancara 1 LPDP 2019 di Makassar
    Setelah melalui wawancara 2 serta verifikasi dokumen, jadwal saya selanjutnya adalah wawancara 1 pukul 16.20 tanggal 14 Agustus 2019. Jedan...
  • My IELTS Story - Berbagi Pengalaman Belajar Otodidak dan Tes IELTS di IDP Makassar
    Setelah saya dinyatakan lulus Ujian Kompetensi Dokter batch 4 tahun 2018 pada awal Desember 2018, saya langsung tancap gas untuk persiap...

Blogger templates

Instagram

Find me on Instagram @fistrajanrio

Blog Archive

  • November 2020 (1)
  • October 2020 (1)
  • January 2020 (1)
  • December 2019 (1)
  • November 2019 (3)
  • October 2019 (1)
  • September 2019 (8)
  • August 2019 (3)
  • July 2019 (3)
Powered by Blogger.

Search This Blog

Report Abuse

  • Home

About Me

My photo
Fistra Janrio Tandirerung
A passionte doctor with interest on health practice, education, and research. I made this blog to share valuable information and insights on important events and to help those who aspire for higher education abroad trough scholarship.
View my complete profile

Belajar IELTS Otodidak. Mungkinkah?

source: freepik.com Kemampuan berbahasa asing, terutama bahasa Inggris, adalah syarat mutlak untuk melanjutkan studi di luar negeri. Syarat ...

Contact Form

Name

Email *

Message *

Latest Posts

  • My LPDP Story - Pengalaman Menghadapi dan Tips SBK LPDP 2019
    Setelah berhasil melalui tahap administrasi, tembok kedua yang harus dihadapi dalam proses seleksi beasiswa LPDP adalah Seleksi Berbasis Ko...
  • My LPDP Story - Pengalaman Wawancara 2 LPDP 2019 di Makassar
    Tahap akhir dari seleksi LPDP adalah wawancara. Tahap wawancara adalah tahap paling krusial dari rangkaian seleksi beasiswa. Pada skema bea...
  • My LPDP Story - Pengalaman Mengikuti Seleksi Administrasi LPDP
    Dua cerita kegagalan dengan AAS dan Fulbright akhirnya membawa saya kepada LPDP. LPDP sebenarnya adalah beasiswa prioritas utama saya sejak...

Blogroll

Flickr

About

Copyright 2014 Fistra Janrio`s Self Discovery.
Designed by OddThemes